Ciri-ciri teks editorial atau tajuk rencana :
- Berisi opini (argument atau tanggapan redaksi) tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan,
- Berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat,
- Biasanya berskala nasional, namun berita internasional juga dapat menjadi tajuk rencana apabila berita tersebut memberi dampak kepada nasional,
- Tertuang pikiran subjektif redaksi.
Keberadaaan teks editorial dalam suatu surat kabar, majalah, bulletin, atau tabloid memiliki tingkat urgensi sebagai berikut :
- Teks editorial bertujuan memberikan penjelasan berita terpenting pada penerbitan tersebut.
- Memberikan latar belakang yang mendalam mengenai permasalahan yang dibicarakan.
- Suatu persoalan yang menyangkut kepentingan bersama dengan menempatkan pada perspektif sejarah sehingga ada korelasi yang komprehensif dengan berita-berita yang terpisah.
- Merupakan prediksi atau perkiraan redaktur akan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi.
- Merupakan pandangan redaktur penerbitan pers yang berkaitan dengan nilai moral dan hati nurani.
Struktur teks editorial :
a. Pernyataan pendapat
Sebuah gagasan utama sekaligus menjadi prediksi penulis tentang permasalahan yang tengah beredar yang ditulis berdasarkan fakta yang ada.
b. Argumentasi
Pendukung yang memperkuat argumentasi (pendapat) yang hendak disampaikan.
c. Simpulan
Berisi simpulan dari pendapat yang telah dikemukakan.
Unsur kebahasaan teks editorial :
a. Konjungsi (kata penghubung).
b. Kata keterangan (yang paling sering digunakan adalah keterangan waktu dan keterangan tempat).
c. Kata kerja
1. Kata kerja relasional
Untuk menghubungkan subjek dan kalimat pelengkap.
Contohnya : Ayah memiliki sawah satu hektar, Andi mendapat peringkat satu dikelas.
2. Kata kerja material
Menunjukan adanya aktivitas fisik yang terjadi dan dapat dilihat.
Contohnya : menutup, membuka, mengambil, dll.
3. Kata kerja mental
Berhubungan langsung dengan mental seseorang atau mengungkapkan perasaan si penulis.
Contohnya : merasa, berpikir, mengerti, khawatir, dll.
4. Adverbia
Tujuannya untuk dapat meyakinkan pembaca.
Contohnya : sering, kadang-kadang, biasanya, selalu, dll.
Bagi teman-teman yang ingin menyusun teks editorial, ada beberapa langkah dalam menyusun teks editorial. Berikut langkah-lngkah menulis teks editorial :
a. Menentukan topik
Untuk memilih topik, teman-teman harus mengikuti isu aktual yang berkembang. Isu tersebut dapat diperoleh dari membaca media cetak, televise, diskusi,atau wawancara.
b. Menuliskan Argumen
Pada saat teman-teman akan membuat teks editorial, lakukanlah pengamatan melalui media massa atau orang disekitar ntuk memperkuat argument yang diberikan.
c. Membuat simpulan
Pada bagian akhir uraian, tulislah simpulan berdasarkan pendapat-pendapat yang teman-teman kumpulkan. Teman-teman juga dapat menambahkan kritik dan saran atas permasalahan yang diangkat. Dan teman-teman juga dapat mengungkapkan harapan untuk menyikapi permasalahan tersebut.
Contoh :
Teks Editorial tentang Pendidikan
Apakah Sistem Zonasi Penerimaan Murid Baru Sudah Bijak?
Pernyataan Pendapat
Sejak tahun 2018 lalu, sistem zonasi dalam penerimaan murid baru sudah diterapkan di sekolah-sekolah. Tujuan diberlakukannya sistem ini yaitu untuk mempercepat pemerataan pendidikan, agar yang pintar tidak hanya berkumpul dengan yang pintar dan yang tertinggal berkumpul bersama yang tertinggal. Namun, apakah sistem ini sudah tepat? Nyatanya, sistem ini justru menurunkan harapan-harapan bagi siswa-siswa yang bersungguh-sungguh dan bermimpi besar.
Argumentasi
Kalau dilihat bagaimana kondisi sekolah-sekolah di sekitar kita, sekolah favorit menawarkan fasilitas yang lebih baik daripada sekolah yang kurang favorit, baik dari segi sarana dan prasarana sampai guru-gurunya. Selain karena namanya, banyak siswa yang ingin masuk ke sekolah favorit karena berharap bisa memaksimalkan kemampuannya di sekolah tersebut.
Namun, dengan adanya sistem zonasi, banyak siswa yang kecewa karena jarak rumahnya tidak cukup dekat untuk dapat mendaftar di sekolah impiannya. Dan lagi, kalau dipikirkan kembali, harapan siswa bukan sebatas masuk di sekolah favorit, melainkan berharap bisa masuk ke perguruan tinggi yang favorit juga.
Dari keadaan di lapangan, siswa-siswa dari sekolah favorit memiliki peluang besar untuk masuk ke perguruan tinggi favorit. Padahal, di perguruan tinggi tidak ada sistem zonasi. Masuk atau tidak masuknya berdasarkan kemampuan siswa. Nah inilah yang terkadang menjadi kebingungan.
Penegasan Ulang Pendapat
Maka dari itu, daripada membuat sistem yang belum matang, lebih baik pemerintah berusaha memaksimalkan fasilitas dan guru-guru yang ada di sekolah. Apabila kualitas sekolah sudah baik, maka seiring berjalannya waktu siswa pasti akan senang hati memilih sekolah yang dekat dengan kualitas yang baik.
Comments